Selasa, 22 September 2015

Ketagihan

Hello..
     Sepertinya lama gak corat-coret lagi diblog nih. Bukan karena sibuk ya, kalo sok sibuk sih iya. Gak nemu waktu yang pas aja buat nulis panjang lebar diblog seperti yang sudah sudah.
 
    Yang belom tau tentang aku bisa cari info dipostingan-postingan sebelumnya (hehe promosi) sedikit banyak disitu ada bahasan tentang aku atau bisa nyari ditwitter @PrasetyoEB. Asal jangan nyari diantara tumpukan kenanganmu bersamanya aja ya, nihil gaes!
 
Nah.., Pada kesempatan kali ini aku akan berbagi sedikit cerita ceria, semoga yang abis baca tulisan ini segera bisa membuat perubahan berarti bagi bangsa ini yang makin kesini makin kocar-kacir, kayak Pertahanan Timnas Indonesia pas menghadapi UEA diajang Kualifikasi Piala Dunia beberapa waktu lalu. Apasih!!

Ngomong-ngomong tengang bahagia, dulu pas waktu sekolah pernah kan ditanya oleh guru "Kelak, cita-citamu akan menjadi apa?" Dan aku yakin 85% diantaranya bingung mau jawab apa dan akhirnya radom aja jawab "Pengen jadi orang sukses" dengan mantap, jujur aku termasuk didalamnya. Dari jawaban iseng itu yang ada dlm benak kita pasti perasaan bahagia, tanpa mikir bagaimana cara meraihnya. Oke sepertinya pembahasan ini melenceng terlalu jauh, maap-maap.

     Bulan Agustus merupakan bulan bahagia utk Bangsa Indonesia, karena dibulan inilah kemerdekaan kita dikumandangkan (Kayak Adzan aja yaa.. segera wudhu gih)
Dibulan agustus juga aku pertama kali mendapatkan kesempatan untuk bisa punya uang sendiri alias diterima kerja.
Dibulan agustus juga aku pertama kali nyatain perasaan ke cewe yang aku suka, yaaa walau akhirnya ditolak (gapapa kok).
Dibulan agustus juga merupakan bulan kelahiran Ibuku (yang ini gak perlu deh kayaknya, bangke!!)
Nah yang terakhir dibulan agustus juga aku nemuin hal yang bener-bener baru, gini:
 
    Tanggal 15-17 agustus kemarin kebetulan lagi free time 3 hari, jarang-jarang banget ada kesempatan seperti ini. Kebetulan juga lagi ngga ada planning sama sekali mau pergi kemana dan sama siapa.
Tepatnya tanggal 13 agustus, pas lagi bersantai ria di Kost an ada seorang temen yg ngajakin Camping ke Gunung. Camping? Ke Gunung? Yang ada dipikiranku cuma dua:
1) Kalo ditinggal Camping, siapa nih yang ngelunasin Hutang Negara?
2) Kalo hutang negara lunas, lalu siapa yang nerima kwitansi ada stempel "Lunas" nya?
Sungguh ironis sekali, kembali ke topik.

Camping ke Gunung? sedangkan aku sendiri yang notabene orang gunung juga, dan harus berjalan kaki berjam-jam utk mencapai puncak sedangkan sekarang aja perutku buncit krn nggak pernah olahraga, apa aku kuat? dua pertanyaan itu yg terus berperang didalam otakku.
Tanpa pikir panjang aku meng-iya-kan ajakan temenku, tanpa punya perlengkapan dan persiapan apapun kecuali badan yang sehat .
Karena waktu persiapan hanya sehari aku hanya menerka-nerka apa yg harus dibawa dan apa yg harus dipersiapkan.
Akhirnya tanggal 15 agustus tiba, tepat setelah shalat isya' berjamaah di Masjid aku bergegas berkumpul ditempat yg telah dijanjikan bersama. Satu jam kami berkumpul sambil menunggu semuanya datang (Ciri Orang Indonesia: Bilang "OTW" tapi 1 jam kemudian baru dateng). Setelah semuanya hadir, salah seorang dari kami memimpin doa sebelum keberangkatan menuju Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur. Kita butuh waktu 2 jam perjalanan kesana dari Sukoharjo, Solo.
Nah, sekitar pukul 22.30 kita sampai disana, hal yang pertama kami lakukan bersama adalah bernafas lalu foto selfie dan groufie. Yaaaa walau muka udah pada kucel-kucel kayak tumis kacang panjang tapi harus tetep PD.

     Setelah melakukan persiapan terakhir, makan, dan lain lain akhirnya tepat pukul 23.30 kita bergegas menuju puncak Gunung Lawu 3.265 MDPL. 16 orang rombongan kita sebagian diantaranya sudah senior (sering mendaki gunung) dan sebagian lagi adalah manusia-manusia cemen yang pengen menakhlukan ketinggian (termasuk aku) sebelum nakhlukin hati cewek.

Perjalanan dimulai, 250 meter dari start seperti ada panggilan dari kasur yg amat merdu, aku lelah namun berusaha sok kuat. Karena sebelumnya udah dibrefing diawal kalo capek gaboleh dipaksain, maka sekitar 15 menit perjalanan akhirnya kita break, setengah botol air putih menggenang diperut.
Kemudian berjalan pelan-pelan sambil ngobrol dan sesekali berhenti akhirnya kami tiba dipost 3. Disinilah perubahan suhu ekstream terjadi, suhu yg sebelumnya normal tiba-tiba berubah mjd 3°C. Disini aku nyesel kenapa gak pake kaos double, jaket double, dan celana dalem double, hmmm. (Mungkin gini rasanya jomblo diluar sana yang gak pernah dipeluk).
 
    Karena kesepakatan bersama akhirnya kami ngchamp disini, terbagi menjadi dua kelompok. Salah satu kelompok mendirikan sebuah tenda (kapasitas 3 orang) dan dipakai 9 orang (termasuk saya), korban sunami aja gak ada apa-apanya nih gaes. Dinyaman-nyamanin aja walau sebenernya geli. Akhirnya sembilan cowok cemen terlelap dalam kegelian dalam satu tenda dan terbangun jam 5.30, nyesel. Nyesel bukan karena tidur gak nyaman tapi kita ketinggalan sunrise yang sejak awal perjalanan didambakan.
Dengan jiwa pantang menyerah, sebagian dari kami melanjutkan perjalanan kepuncak Lawu dengan semangat 45. Kita anggep ini seperti perjuangangan merebut kemerdekaan, bukan merebut pacar temen Bukan!
Selangkah demi selangkah akhirnya sampai di puncak gunung lawu dengan badan setengah sempoyongan, kayak orang abis mabok wishkey dicampur autan. Perjuangan gak sia-sia karena pemandangan dari ketinggian 3.265 MDPL ini sangat cakep, cewek-ceweknya juga sih kalo boleh jujur.
Tertegun wajahku melihat cewe-cewe maskulin bisa berada sejajar diatas awan ini. Mereka luar biasa. Senyuman yg terpancar dari wajahnya adalah kebahagiaan tak ternilai bagiku dalam pendakian pertamaku ini. Sapaan yang saling menyemangati saat berpapasan adalah seperti kado tambahan dari Tuhan selain suguhan alam yang tak ternilai keindahannya ini.

     Dari pengalaman ini aku sangat berharap bisa berdiri diatas puncak-puncak gunung yang lain sambil menggenggam merah-putih, hormat dibawahnya, dan berdoa diantara suara kibarannya, kemudia teriak 'IN-DO-NE-SIA!!!'
Satu lagi yang bikin susah move on dari puncak gunung adalah hamparan savana yang didominasi oleh bunga Edelweiss, yang bergoyang karena tiupan angin. Wohooo Soooooo beautifull !!

Pada akhirnya.. 16 Agustus 2015 tepat sehari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 adalah puncak bahagia dari bahagiaku atas rentetan fast-planning ku, rasanya lega banget ibaratnya setelah nahan kencing berjam-jam kemudian berjumpa toilet, walau harus bayar 2.000 dulu gak peduli. Lega banget.

     Kesimpulannya, Indonesia memang Indah kalo kamu mau sedikit keluar dari rasa kenyamananmu, gali apa yang ada dalam dirimu, dan raih apa yang menjadi keinginanmu jangan pernah pesimis kalo optimis lebih menjanjikan.

Salam lestari,
[Ekbud™]